Selasa, 18 Juli 2017

Kisah Tentang Pemilik No 10 dan 21 Di Juventus

Kisah Tentang Pemilik No 10 dan 21 Di Juventus Ini bukan hitung-hitungan matematika. Bukan juga tentang hal-hal berbau klenik. Apalagi kalau disangkutpautkan dengan toto gelap, bukan! Ini hanya sebuah kebetulan (atau takdir?) yang unik di salah satu raksasa sepak bola Italia, Juventus, tentang pemain bernomor punggung 10 dan 21.

Seperti sebuah takdir, pemain bernomor 10 dan 21 di Juventus memiliki peran sentral di tim Kuda Zebra ini. Tanpa bermaksud mengecilkan peran pemain lainnya, dua pemain tersebut sering kali menjadi pembeda di lapangan.

Jika kita menengok ke 25 tahun terakhir perjalanan Juventus, nama besar (atau setidaknya potensi besar), adalah “syarat utama” untuk memakai nomor keramat ini.


Roberto Baggio
Kita mulai dari medio 1990-an. Pemakai no punggung 10 kala itu adalah bintang utama Juventus Roberto Baggio. Pria berambut kuncir ini adalah idola publik Turin dan Italia. Perpindahannya dari Fiorentina ke Juventus dengan biaya transfer 12 Juta Euro saat itu memantik reaksi keras dari tifosi Fiorentina.

Bahkan sempat terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 50 orang terluka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa publik Florenze sangat benci terhadap Juventus. Begitu juga sebaliknya.

Musim panas 1995 adalah tanda berakhirnya masa bakti Baggio di Juve. Selama 5 musim di Juventus, 1990-1995, Baggio mencetak 78 gol dari 141 laga. Milan menjadi pelabuhan selanjutnya. Nomor punggung 10 kosong. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Golden boy Juve akhirnya mendapatkan kepercayaan memakai nomer punggung ini. 

Del Piero 
Sempat memakai nomor 16 di awal karir setelah dibeli dari Padova, Alex (sapaan akrab Del Piero) menjelma sebagai pemain yang begitu dipuja para Juventini. Tidak hanya karena performa di lapangan, tetapi juga karena karakter dan loyalitasnya kepada klub milik keluarga Agnelli ini.


Bahkan ketika Juventus dituduh menjadi dalang skandal Calciopoli dan dipaksa turun kasta ke Serie B plus pengurangan 17 poin, Alex -panggilan akrab Del Piero- bersama David Trezeguet, Pavel Nedved, Mauro Camoranesi dan Gianluigi Buffon tetap setia membela Juventus. Total selama membela Juventus dari 1993-2012, Alex mencetak 208 gol dari 513 penampilan.

Lalu siapakah pendamping Alex yang memakai nomor punggung 21? Zinedine ‘Zizou” Zidane. Ditransfer pada musim panas 1996 dari klub Perancis Bordeaux, Zidane bertransformasi menjadi kunci permainan Juve. Sempat diragukan pada awal karir, playmaker berdarah Aljazair ini mampu membungkam para pencaci.

Zidane 
Zidane membuktikannya dengan cara menjadi pelayan yang baik bagi duet Alex-Pippo Inzaghi. Di level timnas, juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 adalah buktinya. Sepasang golnya pada final Piala Dunia 1998 melawan Brazil mengantarkan Zidane meraih gelar Pemain Terbaik Dunia 1998.

Pada musim panas 2001, raksasa Real Madrid memecahkan rekor dunia ketika membeli Zidane dari Juventus. Mahar sebesar 45,6 Juta Poundsterling adalah jumlah yang harus dibayar El Real guna memboyong Zidane dari Delle Alphi. Inilah rekor transfer termahal di dunia sebelum dipecahkan oleh Cristiano Ronaldo ketika di boyong Madrid dari Manchester United tahun 2009.

Sepeninggal Zidane, nomor punggung 21 dipakai oleh kompatriot Zidane di timnas Perancis, Lilian Thuram pada 2001-2006, kemudian Zdenek Grygera pada 2007-2011. Tanpa menafikan peran kedua pemain yang sama-sama berperan sebagai bek kanan ini, nomor punggung 21 seperti tidak menemukan pemiliknya.


Tahun 2011, nomor punggung 21 kembali ke trahnya. Sang maestro lapangan tengah Italia, Andrea Pirlo secara mengejutkan memutuskan hijrah ke Turin setelah tidak diperpanjang kontraknya oleh AC Milan. Juve bak mendapatkan durian montong runtuh. Mendapatkan regista terbaik Italia secara gratis.

Tidak ada yang menyangkal kualitas seorang Andrea Pirlo. Akurasi tendangan bebas dan visi permainan serta long passing Pirlo adalah senjata utamanya.

Peran deep-lying playmaker begitu sempurna diperankan olehnya. Meskipun memiliki posisi yang sama, gaya bermain a la Andrea Pirlo berbeda dengan pemain lain seperti Xabi Alonso maupun Xavi Hernandez.

Sampai saat ini pun belum ada (atau memang tidak ada) pemain yang bisa berperan sebaik pemain yang identik dengan nomor 21 ini. Satu-satunya pemain yang mirip dengan gaya bermainnya adalah Marco Verratti, gelandang PSG asal Italia.

Setahun berselang, tepatnya pada musim panas 2012, nomor punggung 10 berganti pemilik. Carlos Tevez hadir sebagai penerus legenda hidup Juve, Alessandro del Piero yang secara mengejutkan tidak diperpanjang kontraknya oleh manajemen.

Kontribusi kedua pemain bernomor 10 dan 21 ini begitu luar biasa. Scudetto 4 musim berturut-turut, 3 Supercoppa Italia, 1 Coppa Italia dan finalis Liga Champions 2015 merupakan bukti sahih sentralnya peran kedua pemain ini.

Total selama memperkuat Juve, Andrea Pirlo mencetak 16 gol dari 119 penampilan. Sedangkan Carlos Tevez menyumbang 39 gol dari 65 penampilan.

Musim panas 2015, lagi-lagi secara mengejutkan Andrea Pirlo, Carlos Tevez dan pilar Juve lainnya, Arturo Vidal pindah ke klub lain. Pirlo ke New York City, Tevez pulang kampung untuk membela Boca Juniors, sedangkan Vidal memilih Bayern Munchen. Juve kehilanggan 3 pilar sekaligus.

Kehilangan Pirlo dan Tevez dalam satu waktu adalah pukulan telak bagi Juventus. Tetapi manajemen bergerak cepat dan tepat.

Paul Pogba yang direkrut secara gratis dari Manchester United pada 2012 rupanya sudah dipersiapkan sebagai suksesor Andrea Pirlo. Kebetulan posisi kedua pemain ini sama yakni gelandang. Walaupun punya perbedaan karakter bermain.

Sempat memakai jersey nomor 6 di pra-musim, Allegeri akhirnya memberikan nomor keramat 10 kepada Paul Pogba. Skill, determinasi dan bakat serta aura bintang rupanya cukup untuk meyakinkan Juve bahwa Paul Labile Pogba adalah sosok yang pas sebagai pemilik nomor 10.

Sedangkan sebagai pengganti Carlos Tevez, Juve merekrut pemuda asal negara Tevez, Argentina, yakni Paulo Dybala dari Palermo pada Juni 2015.

Tidak tanggung-tanggung, gelontoran uang sebesar 32 juta Euro adalah harga yang harus dibayar Juve ke Palermo untuk pemuda yang bahkan belum genap berumur 22 kala itu. Harga yang dianggap terlalu mahal untuk pemain yang ‘hanya’ bermain di klub medioker.


Seiring berjalannya waktu, Dybala mampu menunjukkan bukti bahwa uang sebanyak itu memang pantas untuk kualitas seorang Dybala.

Pemain bernomor punggung 21 ini berkali-kali menjadi pembeda dan match winner untuk Juventus. Salah satunya adalah gol tunggalnya saat melawan AC Milan di giornata 13 Serie A (22 November 2015).

Kedua pemuda yang menjadi tulang punggung Juve ini diincar oleh banyak klub. Barcelona, Chelsea, duo Manchester hingga PSG terang-terangan ingin mendapatkan servis keduanya, terutama Paul Pogba. Seperti dilansir dari Transfermarkt, harga Pogba dan Dybala telah melambung tinggi.

Dybala ditaksir bernilai 36 Juta Euro. Sedangkan Pogba bernilai 55 Juta Euro. Nilai yang sungguh luar biasa bagi kedua pemain muda ini. Tidak salah rasanya jika Juve memberikan nomor 10 dan 21 kepada mereka.

Pada bursa musim panas ini, Pogba resmi berlabuh ke klub asalnya, Manchester United. Uang senilai lebih dari 100 Juta Poundsterling digelontorkan MU guna mendapat tanda tangan pemain 23 tahun ini.

Walaupun pada akhirnya Pogba pergi, Juve akan segera mendapatkan pewaris nomor keramat 10 ini. Paulo Dybala adalah nominator terkuat selain Marchisio. Lantas, siapa yang akan menjadi pengganti Dybala memakai no 21? Pjaca-kah? Atau Marotta akan mendatangkan calon bintang lagi?

Dari lembar sejarah Juventus selama 20 tahun terakhir terdapat sebuah kesamaan. Pemilik nomor punggung 10 dan 21 identik dengan pemain kelas dunia yang mempunyai reputasi dan prestasi yang luar biasa. Apakah ini hanyalah kebetulan atau sudah jalan takdir?


Sumber : www.champions.id


0 komentar

Posting Komentar